Selasa, 2 Oktober 2023, Nobel Fisika dianugerahkan kepada tiga ilmuwan terkemuka: Pierre Agostini dari Ohio State University (Amerika Serikat), Ferenc Krausz dari Max Planck Institute of Quantum Optic dan Ludwig-Maximilians Universitat Munchen (Jerman), serta Anne L’Huillier dari Lund University (Swedia). Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas penelitian mereka yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, mengkaji perilaku elektron di dalam atom dan molekul. Penelitian ini telah membuka potensi aplikasi di berbagai bidang elektronika, termasuk diagnostik medis pada tahap awal.
Dalam ranah elektronika, perubahan terjadi dengan sangat cepat, bahkan hanya dalam sepersepuluh attodetik. Hal ini menjadikan tantangan besar untuk mempelajari dan mengeksplorasi misteri yang terkandung dalam elektron. Satu attodetik adalah sepersejuta triliun detik atau sepersejuta nanodetik, sehingga memerlukan pendekatan eksperimen yang sangat canggih.
Namun, tiga ilmuwan ini berhasil menciptakan pulsa cahaya sangat pendek yang memungkinkan pengukuran proses cepat pergerakan elektron atau perubahan energi dalam rentang waktu attodetik. Eksperimen mereka menghasilkan gelombang cahaya yang dapat diukur dalam attodetik, memberikan wawasan mendalam terkait berbagai proses fisika yang terjadi di dalam atom dan molekul.
Ketua Komite Nobel Fisika, Eva Olsson, menekankan bahwa pekerjaan ilmiah para penerima Nobel Fisika 2023 membuka pintu ke dunia elektron. Proses perubahan elektron yang sebelumnya dianggap sulit untuk diamati, kini dapat dijelajahi dan dipahami lebih lanjut berkat penemuan dalam fisika attodetik. Kemajuan ini membawa implikasi penting dalam eksplorasi atom dan molekul, memungkinkan pengembangan mikroskop elektron yang lebih akurat, perangkat elektronik yang lebih cepat, dan tes diagnostik penyakit yang lebih sensitif pada tahap awal.
Anne L’Huillier, salah satu penerima penghargaan, telah mengambil peran utama dalam penelitian ini sejak tahun 1987. Penelitiannya mengenai transmisi sinar laser inframerah melalui gas mulia membuka jalan bagi pemahaman lebih lanjut tentang gelombang cahaya dan sifat-sifatnya. Pierre Agostini dan Ferenc Krausz, pada tahun 2001, juga melakukan terobosan signifikan dengan menciptakan dan menyelidiki pulsa cahaya berurutan yang sangat pendek, membuka jalan bagi eksperimen dalam fisika attodetik.
Selain mencermati pencapaian ilmiah, penghargaan Nobel Fisika untuk Anne L’Huillier memiliki makna khusus sebagai penghargaan bagi perempuan kelima yang memenangkannya sejak penghargaan ini pertama kali diberikan pada tahun 1901. Hal ini membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kontribusi signifikan dalam dunia ilmiah.