Bagaimana Cara Menentukan Awal Bulan Ramadhan 1444 H?

Bagaimana Cara Menentukan Awal Bulan Ramadhan 1444 H?

Umat islam secara khusus di Indonesia biasanya menentukan awal bulan Ramadhan setelah dilakukan sidang isbat oleh Kementrian Agama yang kemudian keputusannya ini sangatlah ditunggu-tunggu oleh masyarakat umum. Hal ini dikarenakan sangat antusias dan semangatnya masyrakat Indonesia dalam menyambut bulan Ramadhan. Ada apa sebenarnya di balik sidang isbat dan bagaimana cara menentukan awal bulan Ramadhan?

Sebelum membahas lebih jauh, maka kita mengenal dulu sistem perhitungan kalender yang biasa digunakan, mungkin kita sudah mengenal dengan kalender masehi dimana perhitungannya berdasarkan dari pergerakan matahari dan ada pula kalender hijriah yang perhitungannya berdasarkan pergerakan bulan. Adapun penentuan awal Ramadhan ini berdasarkan kelender hijriah dimana perhitungan data pergerakan bulan sangatlah penting dalam penentuannya. Indikator awal Ramadhan ini didasarkan kepada kemunculan hilal atau bulan sabit pertama yang sangat tipis dimana pengamatan kemunculannya ini setiap pada tanggal 29 di bulan hijriah akan tetapi jika pada tanggal tersebut tidak terlihat hilal, maka berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw bulan hijriah tersebut dibulatkan (istikmal) menjadi 30 hari. Nah, yang biasa menjadi perbedaan awal Ramadhan salah satunya dikarenakan perbedaan dalam penglihatan kemunculan Hilal ini, ada yang cukup sampai tanggal 29, ada juga yang membulatkan menjadi 30 hari. Terlepas dari perdebatan ini, maka kita harus fahami terlebih dahulu apa itu hilal dan apa saja syarat dikatakan sebagai Hilal?

Gambar 1. Fase Bulan

Berdasarkan pada Gambar 1. Sangatlah jelas tentang fase bulan dimana secara umum diawali dengan fase bulan baru atau hilal, fase bulan sabit awal, fase bulan purnama, dan diakhiri dengan fase bulan sabit akhir. Semua data pergerakan dapat dihitung (hisab) dengan menggunakan perhitungan astronomi sehingga dapat memprediksi fase awal sampai akhir bulan. Adapun hilal ini kemunculannya setelah fase akhir bulan sabit dengan ketentuan sebelum kemunculannya harus terjadi dulu konjungsi (Ijtima’) yaitu dimana peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa ini akan kembali terjadi pada hari Rabu, 22 Maret 2023 M, pukul 00.23.01 WIB atau pukul 01.23.01 WITA atau pukul 02.23.01 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 0,826o. Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal Bulan Syakban 1444 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal Bulan Ramadan 1444 H) adalah 29 hari 10 jam 17 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati.

Berdasarkan hal itu, secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Ramadan 1444 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam pada tanggal 22 Maret 2023. Dan bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadan 1444 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 22 Maret 2023 tersebut salah satunya adalah ketinggian hilal. Pada Gambar 2. Terlihat peta ketinggian hilal di wilayah Indonesia.

Gambar 2. Peta ketinggian hilal saat matahari tenggelam

Maka berdasarkan data-data tersebut, ada beberapa kesimpulan diantaranya yaitu:

  1. Apabila saat Maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal sebagaimana disampaikan peneliti BRIN yaitu Prof. Thomas.
  2. Berdasarkan data yang dikumpulkan BMKG, seluruh kriteria pada 22 Maret 2023 waktu Maghrib sudah memenuhi kriteria MABIMS yakni tinggi hilal minimal 3 derajat serta sudut elongasi 6,4 derajat. Namun, data tersebut masih perlu dikuatkan dengan hasil rukyat atau observasi hilal di 29 lokasi di Indonesia.

Dari kesimpulan dari BRIN dan BMKG, kemungkinan Awal Ramadhan akan ditetapkan Besok, Kamis, 23 Maret 2023 mengingat secara astornomi (hisab) semua kriteria terpenuhi, juga kriteria ini pun berdasarkan data empiris.

Penulis : M. Agung Suhendra, S.Si.,M.T. (Dosen Fisika)

Referensi :

  1. Data Hilal BMKG Ramadhan 1444 H
  2. https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20230320153646-29-423259/kapan-awal-puasa-ramadan-2023-begini-penjelasan-brin-bmkg#:~:text=Terpisah%2C%20data%20BMKG%20menyebutkan%20bahwa,di%20Indonesia%20pada%20tanggal%20tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Tanya kami